Mengingat Kembali Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Sebelum kita langsung ke pokok pembahasan tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, ada baiknya kita merefresh kembali ingatan kita mengenai Jenis Karya Ilmiah itu sendiri. Berdasarkan hasil penulisannya, karya ilmiah termasuk ke dalam jenis tulisan yang bersifat ilmiah dan memiliki data atau informasi yang akurat melalui penelitian atau percobaan. Karya ilmiah dibagi menjadi dua yaitu, karya ilmiah dan karya ilmiah populer.

Keduanya tidak memiliki perbedaan mendasar. Hanya saja, perbedaan ini dapat kita lihat dari penggunaan bahasa, sistematika penulisannya, dan kodifikasi karangannya.

Dalam karya ilmiah, digunakan kosakata yang khusus berlaku di bidang ilmu tertentu. Penulis yang akan menulis karya ilmiah perlu memperhatikan sistematika penulisan, karena dalam menulis karya ilmiah terdapat kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis.

Sementara itu, dalam karya ilmiah populer, bahasa, kata atau istilah yang digunakan bersifat umum, tidak terkait bidang ilmu tertentu, sehingga mudah dipahami oleh semua kalangan. Sistematika penulisannya pun agak longgar, tetapi tetap sistematis.

Karya ilmiah dibagi dalam beberapa golongan antara lain, laporan, makalah (silahkan lihat juga contoh penulisan makalah)secara umum, skripsi, tesis, dan disertasi. Karya ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sumber informasi dalam karya ilmiah didapatkan dari pengamatan secara faktual yang bersifat objektif.

Karena sifatnya yang ilmiah, maka penyusunannya pun harus sistematis dan metodis. Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah bisa bersifat denotatif, ragam baku dan terdapat istilah-istilah khusus sesuai bidang ilmu tertentu. Karya ilmiah merupakan bentuk karangan yang bersifat argumentatif dan dapat dibuktikan melalui penelitian.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Persyaratan formal yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama (keraf 1988:229) yaitu, bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Artinya, persyaratan formal merupakan tata bentuk karangan yang mencakup tiga bagian karangan yaitu, halaman awal, isi karangan, dan halaman akhir.

Dari setiap bagian itu, pedoman penulisan memiliki peranan yang sangat penting bagi penulis atau peneliti, dengan adanya pedoman penulisan karya ilmiah, penulis atau peneliti tidak akan salah langkah saat menuliskan hasil penelitiannya. Berikut adalah gambaran pedoman penulisan dalam setiap bagian karya ilmiah..
1. Halaman Awal

Halaman awal dalam karya ilmiah biasanya terdiri atas judul, kata pengantar, dan macam-macam daftar (daftar isi, daftar tabel, daftar bagan). Penulisan halaman awal sekilas sangat sederhana, padahal tata caranya sudah ditetapkan dalam pedoman penulisan karya ilmiah.

Sebagai contoh, penulisan dan pemilihan judul yang baik itu seperti apa, kata pengantar yang baik itu seperti apa, dan penulisan daftar isi serta daftar lainnya harus seperti apa, bisa kita ketahui dan kita dapatkan dari pedoman penulisan karya ilmiah.
2. Halaman Isi

Halaman isi atau isi karangan dalam sebuah karya ilmiah merupakan bagian yang terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Seperti halnya bagian awal, segala sesuatu yang menyangkut isi karangan bisa Anda lihat dari pedoman penulisan karya ilmiah.

Bagamana cara membuat pendhuluan yang baik, bagaimana cara menyajikan isi penelitian, serta apa saja yang harus disajikan dalam isi penelitian, serta bagimana cara membuat penutup penelitian yang baik bisa Anda dapatkan dalam pedoman tadi.

Ya, sebuah tulisan yang baik tentunya adalah tulisan yang memiliki penutup baik pula. Sebagus-bagusnya tulisan, jika tidak memiliki penutut tetap saja akan terasa ngambang. Barangkali atas dasar inilah yang membuat pedoman penulisan karya ilmiah merasa sangat penting untuk membahas bagian ini.
3. Halaman Akhir

Dalam pedoman penulisan karya ilmiah, halaman akhir tak luput dari bahasan yang diperhatikan. Halaman akhir dalam karya ilmiah biasanya berupa daftar pustaka, lampiran, dan riwayat hidup penulis. daftar pustaka sangat penting untuk menunjang pembahasan yang sudah kita ulas. Tanpa daftar pustaka atau referensi yang valid, penelitian kita akan terasa hambar, seperti sayur tanpa garam.

Nah, itulah beberapa gambaran pedoman penulisan karya ilmiah dalam setiap bagiannya. dan tahukah Anda? Ternyata pedoman penulisan karya ilmiah ini tidak hanya mengurusi hal-hal yang langsung berkaitan dengan proses penulisan, tetapi memerhatikan juga hal-hal teknis lainnya, seperti ukuran kertas yang baik, serta hal-hal teknis ketika akan memulai pengetikkan.
Hal Teknis Lain dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Sebelum memulai pengetikan karya ilmiah, berdasarkan apa yang terdapat dalam pedoman penulisan karya ilmiah, setidaknya terdapat beberapa syarat yang perlu diperhatikan. Adapun beberapa syarat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Ukuran Kertas

Ukuran kertas yang bisa digunakan adalah ukuran kuarto dan ukuran A4. Saat ini ukuran A4-lah yang paling disarankan. Setiap lembar kertas harus diisi dengan tulisan di satu sisinya, jangan bolak balik. Jika hendak diprint, sebaiknya memilih kertas yang dengan berat 80 gr, jangan yang 70 gr.
2. Pengetikan

Sebelum memulai proses pengetikan, ada beberapa hal lain yang garus dilakukan, seperti mengatur margin, memilih tipe font, serta mengatur spasi antar baris. bagaimana pedoman penulisan skripsi mengatur hal ini? Berikut adalah uraiannya.

a. Pengaturan Margin

Dalam pengetikan teks karya ilmiah, batas margin kertas dari tepi kiri dan atas 4 cm, tepi kanan dan bawah 3 cm. Margin kanan tidak harus lurus, yang perlu diperhatikan adalah pemenggalan kata pada ujung baris sesuai dengan kaidah pemenggalan kata dengan menggunakan tanda penghubung (-).

Pemenggalan kata sebaiknya dilakukan secara manual, karena aplikasi pengolah data menggunakan program pemenggalan kata dalam bahasa Inggris yang tidak sesuai dengan pemenggalan kata dalam bahasa Indonesia.

b. Memilih Tipe Font atau Huruf

Tipe huruf yang bisa dipilih biasanya tipe huruf Arial atau Times New Roman. Penulisan judul diketik dengan font ukuran 16 hingga 20 atau disesuaikan dengan panjang-pendeknya judul dengan mempertimbangkan estetika penulisan. Sedangkan untuk isi, biasanya digunakan font yang berukuran 12.

c. Menentukan Spasi Antarbaris

Jarak spasi antarbaris adalah dua spasi, antarparagraf adalah tiga spasi, antarteks dan contoh tiga spasi, antara uraian dan subjudul di bawahnya tiga spasi.

Dengan demikian, seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa penulisan karya ilmiah memiliki sistematika dan kodifikasi karangan. Artinya, terdapat kaidah-kaidah ketatabahasaan dan penulisan yang harus diperhatikan oleh para penulis. Sehingga penulisan karya ilmiah sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah.
Manfaat Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Pedoman penulisan karya ilmiah merupakan hal yang harus ada dalam sebuah penulisan karya ilmiah. Hal ini karena dalam penulisan laporan ilmiah semacam ini, sudah ada kaidah yang telah menjadi standar baku penulisan. Hal ini pun sudah dijadikan kesepakatan dalam forum akademis internasional.

Dengan adanya pedoman penulisan karya ilmiah internasional ini, akan menjadi panduan para peneliti untuk menyampaikan hasil penelitiannya pada masyarakat.

Pada nantinya, pedoman semacam ini akan memudahkan para peneliti dalam menyusun laporan penulisan serta menentukan susunan yang harus didahulukan dalam penulisan tersebut. Ini merupakan salah satu manfaat dalam penciptaan pedoman penulisan tersebut.

Pedoman penulisan karya ilmiah ini, biasanya didapatkan pada berbagai jurnal internasional. Selain itu, bisa ditemui pula melalui situs-situs penelitian di internet. Di sana para peneliti akan mendapatkan susunan pedoman penulisan karya ilmiah ini.

Selain itu, pedoman ini bisa pula dipelajari melalui berbagai literatur yang memuat dan mengupas tentang penelitian. Salah satu buku populer yang banyak dijadikan acuan adalah buku metodologi penelitian karya Uma Sekaran.
Manfaat Pedoman Penulisan Karya  Ilmiah

Dengan adanya pedoman penulisan karya ilmiah ini, bukan tanpa makna. Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dengan dibuatnya sebuah pedoman yang menjadi panduan bagi para peneliti dalam menuliskan hasil penelitiannya.

Beberapa manfaat dari pedoman penulisan karya  ilmiah tersebut di antaranya adalah :

    Untuk memudahkan mengetahui apakah sebuah tulisan tersebut tergolong karya ilmiah atau bukan.
    Memudahkan untuk menilai, apakah proses penelitian yang dilakukan sudah dilakukan berdasar prosedur ilmiah atau belum.
    Memudahkan para pembaca laporan penelitian dari berbagai latar belakang wilayah untuk bisa turut mengkaji sebuah laporan hasil penelitian yang dituliskan.
    Menciptakan keseragaman antara satu laporan karya tulis ilmiah, dengan laporan yang lainnya.
    Agar sebuah laporan penelitian tersebut, bisa dipertanggungjawabkan baik secara kualitas penulisan maupun secara kualitas penelitian.
    Memberikan kemudahan dari para pembaca untuk cepat mencari data pada bagian yang dibutuhkan saja, tanpa perlu membaca secara keseluruhan hasil penelitian.

Mungkin dengan membaca dan memahami apa yang tertulis di dalam pedoman penuliasan karya ilmiah di atas dapat lembih menambah wawasan ataupun pengetahuan kita tentang penulisan dari sebuah karya tulis atau karya ilmiah kedepannya. Dapatkan info menarik lainnya seputar pendidikan tips dan trik serta kabar terbaru mengenai lowongan kerja disini lewat loker kerja
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
 
Template By Kunci Dunia
Back To Top